African swine fever atau yang sering disingkat ASF adalah penyakit hewan yang disebabkan oleh virus yang menyerang babi dari semua ras dan semua umur, baik babi liar maupun babi yang diternakkan. Penyakit pada babi ini sangat menular dan dapat menyebabkan kematian pada babi hingga 100 % sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar. Saat ini pencegahan yang paling efektif dilakukan adalah penerapan biosecuriti di peternakan serta pengetatan lalulintas hewan dan produknya karena sampai saat ini belum ditemukan obat maupun vaksin untuk penanggulangan penyakit tersebut.
Salah satu upaya yang sedang dilakukan Pemerintah pusat melalui Pusat Veteriner Farma adalah mengembangkan terapi Serum Konvalesen. Serum konvalesen adalah serum atau antibodi yang diambil dari babi yang pernah terserang oleh penyakit African Swine Fever namun berhasil sembuh dari penyakit tersebut sehingga antibodi yang dihasilkan untuk melawan virus diambil untuk dapat disuntikkan kembali ke ternak-ternak babi yang mungkin dikemudian hari mengalami serangan virus African Swine Fever. Atau dengan kata lain serum konvalesen merupakan imun terapi yang berguna untuk pengobatan pada babi yang terserang penyakit virus African Swine Fever.
Saat ini sedang dilaksanakan kaji terap serum konvalesen sebagai salah satu persyaratan untuk mendapat ijin edar dari Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (BBPMSOH). Pengujian ini dilakukan di 5 (lima) lokasi peternakan babi yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur yaitu dua peternakan babi di kabupaten Kupang, satu peternakan masing-masing di Kabupaten Sumba Barat Daya, Kabupaten Nagekeo dan Kabupaten Manggarai Barat.
Kegiatan ini dilaksanakan selama beberapa tahap penyuntikan dan pengambilan sampel darah untuk dilakukan pengujian di Pusat Veteriner Farma (Pusvetma). Tahap pertama penyuntikan telah dilaksanakan pada tanggal 10 Juni 2021 secara serentak di 5 lokasi tersebut. Begitu juga dengan penyuntikan kedua dan ketiga telah dilaksanakan pada tanggal 20 juni dan 30 juni 2021. Sebelum penyuntikan dilakukan pengecekan kesehatan ternak dan selama interval waktu ke penyuntikan selanjutnya kondisi kesehatan ternak selalu dipantau setiap harinya. Penerapan bisecurity dan biosafety selalu dilakukan selama pelaksanaan kegiatan penyuntikan SK ASF.
Kegiatan ini terlaksana atas kerjasama Direktorat Kesehatan Hewan, Pusvetma Surabaya, Balai Besar Veteriner Denpasar, Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Dinas Peternakan Kabupaten Manggarai Barat, Dinas Peternakan Kabupaten Kupang, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sumba Barat Daya dan Peternakan Swasta mitra Dinas Peternakan.
Penyuntikkan ini diharapkan dalam rentang waktu 30 hari jika ada infeksi virus African Swine Fever lapang, Serum Konvalesen African Swine Fever dapat memberikan perlindungan pasif.